Tuesday, 22 September 2009

Shanty (Ipon)

Hi, saya Shanty Y. Rachmat. Mungkin kalo di PL biasa dipanggil Ipon. Angkatan masuk saya di PL adalah 1997, lulus tahun 2002 Maret. Dulu, waktu S1 topik tugas akhir mengenai kewilayahan, walau dari dulu saya sudah tahu kalo transport adalah yang paling saya suka (dulu, pernah ambil mata kuliah ke Sipil). Sempat berkontrak di PU selama 9 bulan, lalu kembali ke kampus. Tahun 2003, saya ikut angkatan pertama program double degree PL ITBSpatial Science Rijksuniversiteit Groningen. Sepulangnya dari the Netherlands, saya kembali ke kampus dan menjadi Asisten Akademik dan Riset KK dengan tugas yang beragam (baca: apa aja).

Keuntungan kerja di kampus, koneksi dengan dunia persekolahan menjadi sangat dekat, juga kegiatan akademis lainnya, seperti seminar. Berkat itu, peluang-peluang beasiswa menjadi ‘seperti’ terbuka lebar, walau masih tergantung usaha kita. Daftar – daftar beasiswa (mengisi statement purpose yang ujubeneer beda2 dan menguras otak), les-les bahasa, tes komunal (kayak keberangkatan TKI deh kayaknya), diwawancara juga jadi pengalaman tersendiri, bagaimana kita bisa menyiapkan mental untuk sebuah persaingan. Akhirnya, setelah 2 kali daftar ADS (1 kali ditolak saat wawancara dan 1 kali tidak masuk syarat administrasi), 3 kali daftar Fulbright (2 kali ditolak wawancara), daftar Monkabusho (ditolak dokter karena lagi hamil). Alhamdulillah, tahun kemaren lolos..sayangnya ternyata tidak sampai hanya lolos beasiswa, masih harus lolos persaingan Universitas yang ternyata penduduk lokalnya jg banyak yang sekolah gara2 krisis L. Percayalah, bahwa ternyata urusan yang diurus sungguh-sungguh dan menggunakan kekuatan sendiri, biasanya lebih berhasil. Itulah yang terjadi, setelah melakukan pendaftaran sekolah sendiri, saya berhasil mendapatkannya.

Tahun ini, saya sedang melanjutkan PhD program, masih bulan pertama, jadi masih berkutat dengan kuliah-kuliah. Program Studi masih tetap di Urban and Regional Planning, dengan spesifikasi ke Transport Planning and Policy. Sebenarnya, sudah dapat dipastikan untuk kelebihan akses jurnal, universitas di luar pastinya lebih okey. Untuk buku, kita bisa dapat buku apa saja lewat pesan website, karena kalau hard copy jelas lebih banyak di Indonesia (bisa fotokopi satu buku = 50 ribu saja). Periode program saya, 4 – 5 tahun, dengan eliminasi kalau gpa gak lebih dari 3 (syarat dari beasiswanya). Wiih..masih deg degan jg nih tentang hal gpa ini J. Link universitas: http://www.ufl.edu/

Oh ya, disini saya adik kelasnya Bapak yang pasti dikenal semua orang di milis ini (pa Ridwan) hehe…