Tuesday 24 June 2008

Pentingkah publikasi?

Mengapa presentasi/publikasi?

Selain motivasi pribadi - baik mengangkat nama sendiri maupun institusi tempat kita berafiliasi, ataupun menaikkan pangkat - tentunya, fungsi publikasi dan presentasi di seminar adalah untuk mendiseminasikan hasil riset ke pihak lain (para pengguna). Seminar juga dapat digunakan sebagai wahana untuk capacity building, melalui komunikasi antar peneliti, belajar dari orang lain tentang penelitian dan isu-isu terbaru di bidang kita, dan membangun jaringan.

Monograph- vs paper-based PhD tracks

Secara umum, ada dua trayek s3:
1) Sistem disertasi (monograf). Ini merupakan sistem yang paling konvensional, sudah lama diterapkan di banyak universitas.
2) Sejak dekade-dekade terakhir, mulai banyak universitas mendorong s3 berupa kumpulan makalah. Sebenarnya yang paling dikejar adalah makalah di jurnal internasional, karena bobotnya tinggi utk mengangkat ranking universitas. Di Belanda misalnya, ada metode s3 yang syarat kelulusannya "hanya" mengharuskan publikasi 4 makalah dalam kurun waktu 4 tahun studi. Jadi masing2 paper itu (yang telah dipublikasi) nanti dibundel dan otomatis dianggap menjadi satu disertasi sendiri.

Pada dasarnya untuk s3 dan s2 by research, publikasi jurnal dan menjadi pembicara dalam seminar adalah dua hal yang penting, terutama untuk track 2 (s3 by paper). Paling tidak, publikasi jurnal dan menjadi pembicara dapati dijadikan sks (kredit).

Perlukah presentasi/publikasi?

Bagi akademisi, publikasi itu penting karena memiliki bobot yang tinggi untuk menaikkan pangkat, terutama publikasi jurnal. Bagi birokrat, partisipasi di seminar bisa menjembatani dunia praktis dengan dunia akademisi dan untuk meng-update ilmu. Akan tetapi, bagi seorang birokrat, publikasi sepertinya kurang terlalu disorot untuk kenaikan pangkat (meskipun tetap ada point-nya untuk kenaikan pangkat). Pencapaian angka kredit lebih ditekankan kepada "masa waktu pengabdian" daripada keaktifan menulis di jurnal atau pembicara seminar. Hal ini karena birokrat keutamaanya bukan menulis dan mengajar, tetapi kemampuan birokratif dan networking. Untuk praktisi seperti LSM atau konsultan, publikasi kurang penting. Bagi mereka, yang lebih penting adalah practical experience. Lama pengalaman kerja akan lebih penting dibandingkan jumlah publikasi. Namun, seminar tetap relevan. LSM banyak memiliki pengetahuan yang "fresh", karena langsung bersentuhan dengan hal-hal praktis, yang penting untuk dibagikan. Untuk konsultan, ajang-ajang yang lebih relevan mungkin pameran-pameran, bukan seminar. Dengan pameran, mereka bisa display produk-produk mereka dan juga cross exposure dengan produk-produk lain. Namun, meskipun bukan akademisi, selama sekolah kita berarti berada di lingkungan akademik sehingga sebaiknya tetap mengikuti sistem yang ada didalamnya.

Kontributor: Kinoy, Enta, Agung '01, Saut, Adiwan, Delik
Editor: Delik

No comments: