Wednesday 2 April 2008

GIS: Beyond traditional planning tools

Cara mendalami GIS secara lebih intens

AgungWah : 'Saya tertarik jg bidang GIS, dan ingin mendalami systems developer jg, mas punya saran buku utk dibaca atau web2 yg bisa digunakan utk bahan pelajaran (dasar) ngga?'

Adiwan: '... bisa coba baca “GIS a computing perspective” by Michael Worboys untuk dasar2 GIS computing (database, internet GIS, dan logika GIS) Pro Oracle Spatial (Buku tentang spasial database punya Oracle). ini perlu kalau mau jadi developer Oracle Spatial '.

Bobby: 'kalo untuk research saya kurang tahu programming language apa yang dipake. kalo untuk industri, VB.NET/ C# udah cukup. tapi platform nya ESRI. UC Santa Barbara itu mereka punya software GIS yang mereka bikin sendiri, karena ESRI mereka anggap kurang robust untuk kebutuhan research mereka...'

Mainstream GIS

Bobby: 'GIS itu dari perspektif saya bisa dibagi 2: (professional perspective)
1. Sebagai alat analisis.
2. Sebagai sebuah sistem.
nah, agung itu sekarang mau konsen nya kemana? mau jadi GIS Technician/Analyst atau Developer? kalo developer pun masih bisa dibagi dua lagi application development atau database development.
analyst: harus punya background seperti city planning/public policy/geography. jadi GIS itu murni dipake sebagai alat analisis. harus punya background di statistik (spatial and non-spatial statistic).
application development: harus punya background programming language (.Net and/or Java). untuk ESRI software kalo mau jadi application developer bisa coba diliat ArcObjects COM di www.esri.com. web development silakan check untuk ESRI ActiveX Connector.
database development: Oracle, SQL Server yang terkait dengan SDE/Oracle Spatial'.

AgungWah: 'Memang saya tidak bisa begitu saja meninggalkan latar belakang pendidikan S1 plano dan S2 agriculture ini, jd most probably kalau dalam klasifikasi mas Bobby, saya adalah orang yg interest sebagai GIS sebagai pengguna alias GIS Analyst. Tp kalau melihat perkembangannya (dan termasuk baca2 di jurnal GIS) kenapa ya orang2 yg dlm kategori "developer" itu malah berkembang lebih cepat yah?? mksd saya mereka seperti tahu masalah dan mengerti bagaimana memecahkan masalah itu,,,persis seperti cita2 seorang "engineer" bukan??.
Saya melihat, permasalahan2 yg berkembang baik di dunia on-plano khususnya, maupun off-plano menuntut pengguna2 GIS tidak hanya sebagai "analyst" saja, tp jg developer?? bener ga nih?? ini jg termasuk bidang2 pekerjaan dan PhD2 yg ditawarkan,, seperti nya menuntut "tidak hanya analyst"...'

Bobby : 'benar sekali. karena backgound kita itu planning kita makanya harus jadi analyst dulu. bagus kalo agung mulai sadar dan tertarik dengan aspek application development. lebih bagus lagi kalo agung bisa bikin model spatial statistics yang robust, kemudian bisa dipake untuk model simulation. nah disitu baru butuh application development untuk run model'.

Adiwan : 'Untuk Mas Bobby, saya masih belum terbayang jadi GIS developer itu main tasknya apa ya? memproduksi system GIS dengan spec tertentu untuk client yang berbeda2? base softwarenya apa, ArcGIS, MapInfo, Oracle atau?
Dari pengalaman, saya rasa GIS itu sangat powerful menjawab tantangan dalam dunia perencanaan. Pertanyaan saya adalah, GIS developer itu punya main task apa? apakah membuat sistem GIS yang powerful sesuai kebutuhan client?

Bobby : 'main task dari GIS Developer itu membangun tools sesuai dengan permintaan client (jadi Adiwan benar). contoh nyata:
client kami FEMA mau menstandarisasi seluruh flood mapping di America (50 states). karena semua peta itu mau distandarisasi, tentu dibutuhkan seperangkat alat/tools yang tinggal ditekan tombol, jadi peta yang sesuai dengan standard FEMA. nah untuk itu, dibutuhkan tenaga GIS Developer untuk membangun tools yang mampu men summarize berbagai sumber peta untuk menghasilkan seperangkat FEMA standard map.
Silakan coba link ini ... atau ketik di google DFIRM TOOLS. ada flash video nya di bagian kanan. my job is to build, maintain and enhance those tools'.

Issue in GIS: Poor Data (base)

Bobby : 'i am writing this response to open your horizon. for us, city planners, GIS is no more than just a pretty map. GIS is more than that! Unfortunately we don’t have sufficient GIS database back home .... It is growing fast, much faster than the old city planning school of thought like top-down/bottom-up/collaborative planning, etc. However, I don’t know if you can actually find a job back home with this kindda expertise....at least I am still here'.

Adiwan : 'Betul seperti yang dikatakan mas Bobby, the problem to be a GIS profesional di Indonesia adalah spasial database yang masih sangat terbatas meskipun Bakosurtanal sudah mulai memproduksinya. Hal ini didorong oleh banyaknya negara donor setelah peristiwa tsunami Aceh 2004 yang datang ke Indonesia untuk membuat peta bumi yang terbaru. Jadi saya kira beberapa tahun ke depan spatial database kita akan lebih lengkap dari saat ini'.

Bobby : 'Syukur kalo semakin banyak negara donor yang memberikan dana untuk membangun peta bumi yang baru. tapi yang mereka bangun itu kesannya kok hanya peta fisik saja ya? GIS in planning itu kan kebanyakan menggunakan data2 populasi, traffic analysis zones, male/female, dsb. aku rasa data2 seperti itu kita ga punya. yang di amerika sini, data seperti itu bisa didown-load gratis dari TIGER Census'.

Adiwan: 'Saya kira biaya GIS advance yang tinggi menjadi persoalan mengapa sistem ini relatif lambat berkembang di Indonesia. Tapi setahu saya, Bakosurtanal sudah ikut serta dalam National Spatial Data Infrastructure (NSDI). dengan demikian, seharusnya data spatial antar provider yang berbeda sudah bukan masalah. Btw yang TIGER mas Bobby katakan, itu data social biasa atau data social yang sudah dimasukkan dalam spatial statistics? sangat menarik jika sudah berupa spatial statistics'.

Bobby : 'data tiger itu berbagai macam. karena sudah banting setir ke development, saya kurang ikuti perkembangannya. tapi dulu itu ada demography data, street data, etc. demography data is represented as a polygon (census tract or census blocks), the street data is represented by a polyline data (the street median). you can mix and match this data to perform 4-steps model (along with trip diary/travel demand data)...'.

Issue in GIS: Lack of Research

Bobby: '... plus I don’t think the professors who teach the classes in ITB, actually [really] understand [comprehensively] about this technology. It is growing fast, much faster than the old city planning school of thought like top-down/bottom-up/collaborative planning, etc. …..

AgungWah: 'oya, ttg koment mas yg bilang dosen gis di itb ga [tlalu ngikuti] perkembangan terakhir di GIS, ya mgkn di situlah celah kita utk mengisi gap itu,,, *hehe,,serem jg nih klo gw nglamar jd dosen itb trus ga uptodate*' .

Bobby: 'kekurangan dosen2 kita di ITB itu, mereka tidak intens menjalankan research sesuai dengan bidang nya terutama GIS, statistical analysis. masih teringat dulu [di ITB di kelas] statistik, kok kayaknya dipersulit? saya yang kalkulus I dapat A dan Kalkulus II dapat B, agak keropatan mengikutinya. tapi begitu diajarin Cervero di Berkeley, kok gampang amat ya? sangking gampangnya hampir juga ngambil mata kuliah di econometrics sama McFadden...sayangnya berbenturan sama kelas GIS. kenapa? karena cara pengajarannya itu bukan hanya teori, tapi langsung ke praktek gimana caranya dan bagaimana cara menginterpretasi dan mendebatnya. kalo di ITB itu ... cuma ngajar teori...'.

Editor: Agung '00

No comments: