Nama saya Suryaputrianita Satyanugraha atau sering dipanggil dengan nama Putri atau Puw. Saya adalah lulusan S1 PL ITB, angkatan 2001 (tahun masuk). Sekarang saya adalah master student di Asian Institue of Technology (AIT) di Pathumthani (kalau dari Bangkok hanya memerlukan ongkos 30 baht saja, atau kurang lebih 10 ribu rupiah), Thailand. Disini saya mengambil jurusan Urban Environmnetal Management (UEM), School of Environment, Resources, and Development (SERD).
UEM itu sebenernya plano banget. Mungkin lebih ke pengembangan dari Plano itu sendiri. Karena katanya sekarang ada perubahan paradigma dari hanya planning menjadi managing. Dari namanya terlihat bahwa di jurusan ini ditekankan aspek urban environmental-nya. Kadang sering berasa jurusan ini gabungan dari PL dan TL, tapi tidak perlu khawatir, karena aspek lingkungannya sebatas pada level planning dan managing itu sendiri. Istilah-istilah seperti Solid Waste Management, Wastewater Management, dan teman-temannya mungkin bisa dibilang makanan sehari2 disini.
Kalau dilihat dari pilihan mata kuliah yang ditawarkan, sebenarnya lingkup UEM sendiri cukup luas. Buat yang tertarik teknikal, ada. Buat yang tertarik planning, ada. Buat yang tertarik economic development, ada. Bahkan buat yang tertarik ke good governance issues sampai ke conflict resolution pun ada. Segala aya lah ya. Jadi tinggal kembali ke minat masing2 studentnya. Intinya mah bagaimana me-manage sebuah kota untuk mencapai sustainable development, gitu tah.
Disini kita lebih memperdalam hal-hal yang praktikal. Lalu menurut saya sih, buat kita yang punya background plano bakal tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran yang ada. Malahan ada beberapa kuliah yang agak2 mengulang, seperti misalnya teori-teori perencanaan, atau perencanaan infrastruktur (sounds familiar kan?).
Buat kesempatan internship sendiri, di AIT banyak tawaran, tergantung kita bisa berkompetisi dengan yang lain ato tidak. Lalu gosipnya pihak CIDA (support donor kita) bakal meng-arrange internship dengan lembaga2 teman mereka. Kan lumayan tuh, bisa dipakai buat nambah pengalaman dan juga ngisi CV, buat masa dengan yang lebih baik.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa inggris. Jadi gak usah khawatir mengenai belajar bahasa cacing yang mirip honocoroko itu. Selain itu sistem di AIT itu bisa dibilang lebih flexibel. Kenapa? Karena dari 10 mata kuliah yang harus kita ambil (28 sks, karena 22 sks sisanya adalah thesis) hanya ada 4 mata kuliah wajib. Jadi kalau emang kita tertarik ke mata kuliah di jurusan lain, jurusan mana aja, bisa diambil. Bahkan ambil course ke manajemen pun gak masalah. seru kan?
Oh iya, disini kita bukan minoritas. Maksudnya, pelajar yang belajar disini memang dating dari berbagai macam Negara. Bahkan orang Indonesia yang terdaftar sebagai pelajar pada semester ini terhitung lebih dari 70 orang. Jadi memang banyak temannya. Belum lagi kalau ada acara ngumpul2 di kbri. Bakal banyak banget mahasiswa yang datang. Lumayan buat yang masih mencari jodoh.
On site student accommodation mungkin bisa menjadi nilai plus. Disini memang disediakan fasilitas dormitory yang tersedia dalam berbagai pilihan kelengkapan. Dan yang paling penting, biaya hidup di kampus gak terlalu jauh beda sama di bandung. Jadi kalo bisa pinter2 me-manage uang bulanan, lumayan lah bisa nabung2.
Kekurangannya apa yah, bingung. Perasaan mah tidak ada. Hihihi. Paling karena para pengajarnya juga megang berbagai macam proyek (terutama yang berhubungan dengan CIDA), jadi kadang kalau lagi musimnya suka sering tidak ada kuliah dan berakibat menumpuknya make-up class. Tapi secara keseluruhan tidak ada kekurangan yang amat menonjol.
Karena jurusan ini didukung oleh CIDA (paling tidak sampai 2010), jadi tersedia scholarship. Waktu Agustus 2007 ada 3 orang Indonesia yang diterima dengan full scholarship hanya untuk jurusan ini. Tapi sayang yang satunya mengundurkan diri. Untuk ngelamar beasiswanya pun tidak rumit dan syarat nya juga tidak terlalu sulit untuk dipenuhi. Jadi pantas utuk dicoba :D